Rabu, 23 April 2014

Dunia Instan

dalam lerung hati sempat terpikir
titik tujuan hidup kita bagaimana
hidup bergelimang dollar
hidup bergelimang ibadah

dua ungkapan
tampak seperti bersatu
tampak seperti berlawanan
sudut posisi pandang yang dapat membedakan

makhluk berakal akan di buat berdilema
tak mampu di pungkiri
itulah kehidupan makhluk berakal
dibuat bimbang oleh kicauan pemikiran

siasat hati tak mampu berbuat banyak
semua kini sungguh di gelapkan
makhluk berakal gampang di ombang ambing
oleh dunia instan

dunia instan ini sungguh menggelapkan
membuat sesak
membuat hati putih menjadi hitam
semua gelapkan oleh dunia instan

makhluk berakal semakin di butakan
mereka berjalan di atas jembatan
jembatan yang membutakan
membutakan hati dan akal

tak usah menghiraukan sang pencipta
itulah yang dunia instan inginkan
menjauhkan akal dari sang pencipta
membutakan setiap akal yang bening

dunia instan seperti tuhan
dunia instan seperti malaikat
dunia instan seperti surga
dunia instan seperti perbudakan

hanya manusia berakal yang mampu
mampu menyandarkan diri pada tuhan
yang mampu bertindak
yang mampu melepas diri dari dunia instan

mereka bisa lepas dari belenggu
belenggu dunia instan
mengabdikan diri sepenuhnya pada tuhan
membuat akal mereka menjadi bening

titik tujuan hidup mereka
hanya mengabdikan diri pada sang pencipta
tak ada yang mampu
menggoreskan tinta kelam pada mereka

sang pencipta selalu menolong mereka
sang pencipta selalu memberikan apa yang mereka butuhkan
sang pencipta selalu membingbing mereka
sang pencipta mencerahkan hati mereka

hidup bukan soal bergelimang dollar
tapi bagaimana kita menggunakan dollar
untuk merubah dunia instan menjadi dunia beradab
dan utama untuk beribah pada sang pencipta